Pemerintah Provinsi Papua Tengah melalui Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana menggelar Rapat Kerja Kesehatan Daerah tahun 2025 pada 22 April di Aula Kantor Gubernur. Acara ini menjadi tonggak penting untuk memperkuat sinergi lintas sektor demi pelayanan kesehatan yang merata di seluruh wilayah. Dalam sambutannya, dr. Agus selaku Pelaksana Tugas Kepala Dinas menekankan pentingnya forum ini sebagai ajang refleksi, bukan hanya urusan teknis semata, melainkan juga panggilan kemanusiaan untuk melayani dengan hati.
Rakerkesda ini diarahkan pada pencarian solusi terhadap berbagai kendala layanan kesehatan, bukan memperpanjang daftar masalah. Dengan model kolaborasi Pentahelix yang melibatkan unsur pemerintah, akademisi, sektor swasta, masyarakat, dan media, Papua Tengah mengajak seluruh pihak bersatu membangun sistem kesehatan yang responsif dan berkeadilan. Fokus utama pembahasan meliputi penguatan layanan dasar, pembenahan sistem rujukan, serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia. Inovasi teknologi seperti telemedicine juga menjadi perhatian, sebagai jawaban atas keterbatasan akses layanan di daerah terpencil.
Dengan kondisi geografis yang terdiri dari delapan kabupaten yang tersebar dari pesisir hingga pegunungan, Papua Tengah dihadapkan pada tantangan besar. Namun keberagaman ini juga menjadi kekuatan lokal yang harus diberdayakan. Solusi yang diambil diharapkan bersumber dari kearifan dan kebutuhan masing-masing daerah, bukan hasil tiruan dari daerah lain. Sejumlah isu penting seperti penanggulangan penyakit menular, pencegahan stunting, dan penguatan pelayanan dasar menjadi bagian dari agenda utama. Perhatian khusus juga diberikan pada insentif untuk tenaga medis yang bertugas di wilayah sulit dijangkau.
Provinsi ini tengah menyusun peta jalan pembangunan kesehatan untuk periode 2025 hingga 2030. Strategi jangka menengah tersebut meliputi penguatan Puskesmas, pelatihan tenaga lokal yang berkelanjutan, dan percepatan respons terhadap wilayah terdampak konflik. Tolok ukur keberhasilan dirancang secara konkret, seperti penurunan angka stunting dan peningkatan cakupan imunisasi dasar. Kesuksesan program ini bergantung pada kerja kolektif seluruh elemen yang terlibat, serta evaluasi rutin yang memastikan setiap langkah tetap berada di jalur yang benar. Menutup forum, dr. Agus menyerukan pentingnya kebersamaan dan komitmen untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang adil, setara, dan menyeluruh bagi seluruh masyarakat Papua Tengah.